Rabu, 16 November 2011

Menilai seseorang dari Tweet?



Menurut ku, menilai seseorang hanya dari "tweet" adalah hal yang menggelikan. Karena "kepribadian" seseorang dalam dunia maya (atau dalam hal ini kita khususkan pada Twitter) bisa sangat berbeda dan bahkan juga bisa berbanding terbalik dengan kepribadian aslinya.

Jumat, 11 November 2011

Kata-kata Bijak dan Kata Mutiara Cinta

“Kau pernah membuatku Jatuh Cinta dan juga pernah membuatku Sakit Hati. Kau telah membuatku lebih KUAT untuk menerima cinta yg lain.”

“Kata Benci yg ku ucapkan tak pernah benar-benar ku tujukan kepadamu hingga saatnya kamu benar-benar mengkhianati kata Cinta mu sendiri.”

“Bukannya aku tak mampu untuk terus berjalan tanpamu, aku hanya belum siap untuk melihatmu berjalan dengan cinta yg lain.”

“Aku tak pernah benar-benar merindukanmu sampai saat kau meninggalkanku untuk selamanya.”

I remember this old memories...



Saturday, 30 June 2007

Setitik demi setitik butiran hujan turun menerpa bumi. Sejenak kurasakan pohon dan rerumputan tersenyum kegirangan akan datangnya hujan di bulan ini. Membasuh semua rasa hampa dan kesepian. Melunturkan dosa dan penantian setiap insan.

Disini ku termenung sendiri di tengah kesibukan kota metropolitan. Merenungi semua hal yang telah aku lalui. Mencoba membayangkan dan mengingat-ingat lagi apa yang telah aku lakukan dalam kehidupanku.

Aku tau, aku belum memiliki apa yang orang sebut Jati Diri. Selama ini ku telaah dan kucari makna hidup ini dalam kesendirian ku.

Aku ingat perkataan seorang sahabatku beberapa waktu lalu,


"Buatlah sebuah buku tentang segala hal yang kamu impikan selama ini. Jadikan motivasi untuk maju. Kalau kamu masih membutuhkan motivasi dari orang terus kapan kamu mau maju? Nasibmu adalah pilihan mu, bukan sesuatu yang harus kamu tunggu."

Aku sadar pada waktu itu kehidupanku memang masih statis, hanya itu itu saja yang aku lakukan. Tidak ada perubahan yang berarti. Hanya saja waktu selalu berjalan di depanku. Detik demi detik, menit demi menit, hari demi hari, berlalu begitu saja tanpa terlihatnya peningkatan. Sebenarnya apa yang aku cari selama ini?

Lalu aku coba untuk mengikuti nasihat sahabatku itu. Kubuat sebuah buku impian. aku tulis semua impian impian ku selama ini, aku ingin mempunyai kendaraan roda empat dari hasilku sendiri, aku ingin membeli sebuah rumah untukku sendiri, aku ingin memberikan hadiah naik haji untuk orangtuaku, aku ingin memiliki sebuah keluarga yang bahagia tercukupi, aku ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi lingkungan ku.

Tapi, akankah semua itu terjadi?

Pilihan hanyalah sebuah pilihan, niat adalah yang terpenting. Apabila semuanya di awalin dengan niat yang benar, niat yang tulus, aku yakin semuanya akan bisa ku dapatkan.

Difference between Man and Boy


Boys are students : Men are teachers

Boys are consumers : Men are producers

Boys play with toys : Men work with tools

Boys break things : Men make things

Boys ask questions : Men give answers

Boys are disruptive : Men bring order

Boys run in gangs : Men organize teams

Boys play house : Men build homes

Boys shack up : Men get married

Boys make babies : Men raise children

Seribu Burung Kertas... (Amazing Story)



Sewaktu boy dan girl baru pacaran, boy melipat 1.000 burung kertas buat girl, lalu menggantungkannya di dalam kamar girl. Boy mengatakan, 1.000 kertas itu menandakan 1.000 ketulusan hatinya.

Waktu itu, girl dan boy setiap detik selalu merasakan betapa indahnya cinta mereka berdua....
Tetapi pada suatu saat, girl mulai menjauhi boy. Girl memutuskan untuk menikah dan pergi ke Perancis, ke Paris tempat yang dia impikan di dalam mimpinya berkali2 itu!!

"Never judge a book by its cover"


Aku lupa kapan tepatnya aku mengambil foto ini. Yang aku ingat, aku hunting foto ini bareng temenku, Ruben. Disitu aku sadar bahwa langit itu tak ada batasnya, mungkin ada tapi sepertinya hanya Tuhan yang tahu. Terdengar cukup berlebihan memang, namun itulah caraku mengagumi kebesaran-Nya.


Serupa dengan dalamnya hati manusia. Tak ada seorangpun yang sanggup menjelaskan dengan detail apa yang dirasakan oleh seseorang. Untuk itulah kita tak boleh menilai seseorang sembarangan. 

"Never judge a book by its cover" 

Yah, sepertinya peribahasa itu cukup dalam artinya. Kita ngga boleh menilai orang sembarangan, karena kita tak pernah merasakan kesusahan dan kebahagiaan tepat seperti yang mereka rasakan. Tak pernah mendapatkan cobaan seperti mereka, dan tak pernah merasakan apa yang dapat membuat mereka bahagia. Karena kita bukan mereka.